ACE HOTEL NEW YORK

Ada sebuah Art Hotel berada di New York. Hotel ini sekarang bernama Ace Hotel, yang mana dulunya bernama Hotel Breslin dan bangunannya sudah ada sejak tahun 1904. Berlokasi di Broadway and Wesst 29th Street, Midtown Manhattan, New York. Dirancang ulang oleh Robin Standefer dan Stephen Alesch dari perusahaan Roman&Williams And Interior New York.

Image

(Hotel Breslin sebelum menjadi Ace Hotel)

Bangunan ini merupakan landmark pertama di kawasan New York yang menggunakan listrik dan pencahayaan. Ace Hotel berada di sebuah kawasan yang bersejarah, Hotel ini telah menjadi penghubung antara bangunan dan budaya kota New York, Brooklynites dan wisatawan internasional.

Ace Hotel terletak di tengah kota, sehingga memudahkan wisatawan menuju museum, pertokoan, restaurant, teater dan taman dengan berjalan kaki, sepeda, kereta, taksi, atau bus. Hotel ini juga memilik tempat makan dan tempat berbelanja tepat di dalam gedung, sehingga wisatawan tidak perlu bersusah payah melangkahkan kaki di luar New York.

 

ImageImage

 

“Seperti sejarah bangunan , Ace Hotel adalah improvisasi , campuran bahan dan gaya dan periode sejarah dan benda-benda yang datang bersama-sama dalam lapisan . Desain hotel ini mengambil isyarat dari semangat kehidupan jalanan , kejujuran material dan potensi penemuan . Ini adalah tentang jiwa , laten dalam arsitektur lama dan kembali diperkenalkan melalui desain baru.”

(Sumber: http://www.archdaily.com/52016/ace-hotel-roman-and-williams/ | Diakses pada 6.40 PM, Rabu, 14 Mei 2014)

Jadi kesimpulan yang di dapat dari bahwa hotel ini memiliki Konsep Vintage, konsep tersebut diterapkan pada bangunan eksterior Hotel. Penerapan konsep pada bangunan terlihat menarik, tetap meninggalkan kesan tempo dulu namun dipadu dengan unsur modern, yang memang saat direnovasi ulang tidak banyak dirubah dan tetap mempertahankan nilai sejarah bangunan tersebut. Seperti yang dapat dilihat pada foto warna dasar bangunan mengambil warna pastel yang kembali pada abad ke 20 dimana sebelum menjadi Ace Hotel dulunya bernama Hotel berslin yang dikenal karena lingkungannya yang berwarna.

“Ada lebih dari cukup sejarah dan warna untuk pergi berkeliling , dan banyak detail juga. Hotel berlantai dua belas, dibangun dari batu bata dan ditutup dengan atap mansard , berpusat di sekitar lobi. Langit-langit coffered asli, cetakan plester yaitu cetakan yang kuat, kolom besar, skylight lapang , dan lantai mosaik hias dengan pola kunci Yunani. Roman & Williams menghapus kepalsuan dari sejarah memperbarui dan menciptakan stabilitas estetika dan sejarah yang berasal dari kolom bangunan . Arsitektur didalam bangunan sendiri begitu kuat, etos asli begitu sempurna diartikulasikan. Perusahaan ini tidak dibatasi oleh perhatian untuk jangka waktu tertentu atau gaya, sebagai gantinya, inspirasi berasal dari keinginan untuk menciptakan ruang yang lebih akrab dan hangat. Roman & Williams telah menciptakan sesuatu yang terasa baru . Berbagai potongan vintage duduk dengan patinas asli dicampur dengan dua sofa suede sectional besar ( yang mengembalikan jaman 70-an ), yang dirancang oleh Roman & Williams, dan juga menyediakan ruang yang cukup untuk duduk-duduk dan mengobrol. Lampu menggunakan lensa vintage yang dalam aplikasi modern untuk masuk ke dalam skema.”

(Sumber: http://www.archdaily.com/52016/ace-hotel-roman-and-williams/ | Diakses pada 6.40 PM, Rabu, 14 Mei 2014)

Kesimpulan yang didapat pada lobby Hotel Ace ini yaitu memberikan kesan hangat yang mengundang dimana orang selalu diterima untuk berkumpul, bersosialisasi atau bekerja. Elemen warna yang kontras, menumbuhkan rasa sinergi ruangan yang misterius namun terasa akrab namun tetap hangat, mengambil desain campuran dari bahan, gaya, semangat jalanan dari arsitektur periode lama dan kembali diperkenalkan melalui desain baru. Konsep yang dipilih adalah konsep Vintage yang dipadukan dengan beberapa furniture dan seni yang ditemukan pada bangunan.

Seperti pada ubin lantai yang menggunakan mozaik dan langit-langit kaca patri yang masih asli dengan menambahkan sentuhan seperti lampu yang terbuat dari lensa teleskop Hubble yang memberikan kesan hangat namun ceria dengan cahayanya yang berwarna kuning, bendera Amerika yang dibeli di Brimfield Antique memberikan rasa nasionalis terhadap bangunan negaranya yang mana memang bangunan Ace Hotel sudah berdiri dari tahun 1904.

 

ImageImage

 

Hotel ini memiliki 7 tipe kamar, masing-masing kamar memiliki tema dan konsep yang sama namun dengan furniture dan suasana ruang yang berbeda-beda.

  1. Bunk Bed Room

 ImageImage

Kamar ini memiliki bunkbeds (tempat tidur tingkat) kembar dan kamar mandi pribadi yang berkapasitaskan 2 orang. Dengan penggunaan warna cokelat kayu dan menggunakan kertas koran yang dipasang rapi di salah satu bagian dinding ruangan memberikan kesan klasik.

2. Mini Room

 Image

Kamar ini menawarkan tempat tidur king bed, kamar mandi pribadi, internet gratis dan dengan adanya minibar. Kamar ini memiliki banyak furnitur vintage, dari penggunaan material kayu sebagai dudukan tempat tidur, meja kecil dan penggunaan warna sofa yang senada memberikan kesan nyaman, hangat dan friendly sesuai dengan wallpaper yang ada didinding.

3. Small Room

 ImageKamar ini memiliki tempat tidur king bed, kamar mandi pribadi, furniture yang memberikan kesan vintage dan terdapat minibar. Original art yang berada didinding belakang tempat tidur memberikan kesan artistic pada ruangan kamar ini.

4. Medium Room

 Image

Image

Kamar Medium ini memiliki tempat tidur kingbed, kamar mandi pribadi, original art dan minibar curated dan tetap menggunakan furnitur yang memberikan kesan vintage dengan model yang terlihat kuno tetapi modern seperti menggunakan bahan kayu sebagai dudukan tempat tidur, lemari gantung hingga meja sehingga suasana ruang yang hangat, nyaman dan akrab tercipta didalam ruangan ini. Kamar-kamar ini menawarkan pemandangan Broadway dan 29th Street.

5. Large Room

Image

Kamar Large ini memiliki tempat tidur kingbed, kamar mandi pribadi, original art dan minibar curated dan tetap menggunakan furnitur yang memberikan kesan vintage, pemasangan tirai yang bergambarkan banteng sebagai latar kursi sedikit memberikan kesan berani didalam ruangan ini walaupun penggunaan warna cokelat yang memiliki sifat kedamaian mendominasi.

6. Double Room

 ImageKamar ini memiliki dua double bed, kamar mandi pribadi, minibar dan masih menggunakan furniture yang memberikan kesan vintage. Adanya wallpaper yang bergambar dan warna-warni pada salah satu dinding kamar sedikit menibulkan kesan pop art retro pada kamar yang dipadu dengan nuansa vintage.

7. Loft Suite

 Image

Image

The Loft Suite memiliki ruang tamu yang terpisah dengan furnitur vintage, sofa yang memiliki gradasi warna biru menibulkan kesan tenang ditambah dengan warna coklat pada kayu, meja bulat, dan ubin parket menimbulkan kesan damai sehingga adanya keseimbangan warna yang diciptakan diruangan ini.

“Dimana lobi sangat  bersejarah, ceria dan referensial, kamar sedikit lebih efisien , tapi masih seperti sebuah apartemen kecil yang funky. Perabotan dirancang khusus, seperti sofa kulit kustom yang berubah menjadi tempat tidur, dan tempat tidur dan meja kayu lapis berwarna hitam dan cokelat merasa seperti prototipe kayu abad pertengahan, bagian dari penemuan gaya baru rak terbuka yang terbuat dari pipa pipa membungkuk dan dengan menggantung kotak baja menggantikan lemari dan memainkan bagian dari pengingat sejarah, referensi untuk sejarah industri di lingkungan tersebut. Pipa juga muncul dalam aksesoris mandi dan kaki meja menunjukkan bagaimana bahan saham dapat kembali disesuaikan untuk membuat sesuatu yang elegan namun sederhana, unfussy dan akhirnya anti – desain. Untuk kamar dari Ace Hotel NYC, Romawi dan Williams dirancang lemari terbuka, meja , dan garis aksesoris mandi dan kuno mereka dari bahan yang tak terduga : pipa baja berlapis bubuk . Penggunaan bahan yang sangat utilitarian ini mencerminkan rasa kejujuran dan kesederhanaan yang mendasari desain hotel dan juga berbicara kepada bidang minat dan eksplorasi dimana Romawi dan Williams – menemukan keindahan dalam tahan lama, bahan dasar dan menggunakan mereka dalam cara-cara baru. Untuk masing-masing potongan, Romawi dan Williams memanfaatkan berbagai diameter pipa untuk membuat kreasi . Lemari menggunakan kombinasi bahan: berbagai pipa dikonfigurasi hampir seperti rak rolling industri, dengan laci baja disesuaikan dengan warna hitam yang sama dan dengan pasak papan di belakang untuk memberikan rasa finish.”

(Sumber: http://www.archdaily.com/52016/ace-hotel-roman-and-williams/ | Diakses pada 6.40 PM, Rabu, 14 Mei 2014)

Kesimpulan dari kamar pada Hotel ace ini adalah dalam penggunan warna lebih memilih warna cokelat yang dipadu dengan warna hitam ataupun biru sehingga menimbulkan gaya tempo dulu yang funky, tidak berpatokan dengan satu warna seperti pemilihan warna yang soft ataupun gelap sehingga memiliki warna berbeda pada setiap kamarnya. Dari segi furniture hotel ini lebih banyak menggunakan furnitur custom yang dibuat atau didesain sendiri oleh Arsiteknya yang memberikan kesan berbeda pada hotel umumnya dan mempertahankan konsep dari bangunan ini. Dari segi bahan banyak material bahan bangunan yang dimanfaatkan sebagai furniture yang memiliki keindahan tersendiri dari penggunannya, seperti penggunan pipa pada lemari, baja untuk laci menunjukan kesan elegan namun sederhana, menggunakan kayu ataupun batu bata yang sengaja diekspose pada dinding sehingga ruangan tersebut menimbulkan konsep vintage.

 

Sumber:

http://www.archdaily.com/52016/ace-hotel-roman-and-williams/

http://www.acehotel.com/newyork

http://10interiorstyles.blogspot.com